Pada era itu memang lumayan marak
dijumpai para “mereka” yang sering berpenampilan dengan menggunakan
jaket ala seorang penerbang, dengan sepatu bot Dr.Martens serta bergaya
rambut pendek (malah cenderung botak) sehingga terkesan bergaya militan
walaupun belum tentu semua karakteristik mereka seperti itu, apalagi
mereka sering berkendara di jalan dengan menggunakan kendaraan yang
notabene latar belakang kendaraan tersebut justru tercipta akibat
“solusi pembayaran utang” Italia atas kekalahan mereka dalam Perang
Dunia kedua.
Lantas apa korelasi antara kendaraan
yang teknologinya terinspirasi dari teknologi pesawat terbang tersebut
dengan Reggae yang notabene adalah musik yang identik dengan musiknya
para kulit hitam pada era itu? Tidak bisa dipungkiri bahwa maraknya para
imigran kulit hitam yang berada di Inggris pada masa itu, turut membawa
musikalitasnya kedalam pergaulan mereka sehari-hari, khususnya kepada
para remaja bahkan sampai ke orang dewasa di negeri asalnya The Beatles,
The Who, Sham 69, tersebut. Sedangkan Inggris sendiri (bahkan mungkin
sampai sekarang) adalah trend-setter atau salah satu kiblat musik dunia.
Selera musik para imigran kulit hitam
tersebut pun ternyata cukup digemari oleh anak muda disana dan bahkan
mengakar dengan sangat kuatnya sampai merasuk kedalam lingkungan kaum
“Mods” yang notabene sebutan “Mods” tersebut dikarenakan karakteristik
mereka yang cenderung “Modernist”, baik itu dalam masalah fashion bahkan
sampai dalam segi musik. Sehingga tidak heran jika akibat dari
pergaulan mereka dengan para imigran kulit hitam tersebut, banyak dari
kaum Mods yang menggemari musik-musik yang sering dibawakan oleh “The
Maytals”, “Laurel Aitken”, dan lain sebagainya yang berada di era
tersebut, sehingga di era itu pun tidak asing terdengar istilah seperti
Rude boys, Skinhead Reggae, bahkan sampai melegendanya pengaruh-pengaruh
dari Trojan Records.
Sedangkan diluar segi musik, saat itu
Vespa merupakan salah satu kendaraan favorit, karena selain harganya
cenderung murah dan teknologi sepeda motor tersebut diadopsi dari
teknologi pesawat terbang, sehingga tidak heran jika Vespa cenderung
lebih kuat dan tahan lama. Bahkan konon Vespa sewaktu awal-awal
dikeluarkan dari pabriknya ke pasar, dulunya Vespa sampai menggunakan
ban pesawat terbang betulan. Mungkin karena sebab itu juga kenapa logo
yang sering diusung oleh kaum Mods ini pun sampai menggunakan logo yang
ada pada pesawat tempur Inggris. Dan media pun turut mempopulerkan
keunikan kombinasi antara sub-kultur tersebut dengan kendaraan khas
mereka.
Namun Vespa memang bukanlah hanya
sekedar kendaraan biasa. Vespa yang dulu dikenal memiliki sejarah
sebagai kendaraan simbol “pembayaran dosa” akibat kejamnya Perang Dunia,
sehingga tidak heran kendaraan tersebut cenderung dijual dengan harga
murah dari negara asalnya, tetapi kini Vespa sudah berganti menjadi
simbol kendaraan yang bisa dikatakan sebagai kendaraan yang bermakna
“solideritas”. Fakta ini terkadang bisa dilihat dari solideritas
persaudaraan para pengendara Vespa khususnya di tanah air, dimana bila
ada Vespa yang mogok di jalan, penggendara Vespa lainnya yang kebetulan
melintas dan melihat peristiwa itu akan turut berhenti sejenak seraya
menawarkan bantuan kepada pengendara tersebut.
Solideritas semacam ini secara sadar
atau tidak sadar telah merepresentasikan pesan “One love” dimana
perbedaan layaknya perbedaan kulit hitam dan kulit putih pun bisa
menjadi lenyap hanya dengan sebuah kendaraan yang disebut dengan musik.
Dan semuanya pun terasa semakin kebetulan, karena benang merah diantara
musik tersebut dengan kendaraan Vespa itu, ternyata terdapat andil
Reggae di dalamnya.
0 komentar:
Posting Komentar